:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5191775/original/039405800_1745033674-publikasi_1744969529_68021f3915dd2.jpeg.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya negosiasi dan diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat lewat rangkaian pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat (AS). Selain itu untuk meminimalisir dampak tarif AS terhadap ekonomi, pemerintah juga gencar perluas pasar ekspor ke Australia hingga Uni eropa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, delegasi pemerintah Indonesia tengah berkunjung ke AS untuk membahas penyesuaian tarif perdagangan yang berdampak pada produk ekspor Indonesia. Serangkaian pertemuan strategis tersebut bertujuan untuk mempererat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan.
“Pemerintah Indonesia secara aktif mengakses pejabat yang terkait di Amerika Serikat ini sebagai kelanjutan daripada yang sudah disampaikan kepada USTR, Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury, di mana posisi Indonesia untuk bernegosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat dan Alhamdulillah respons dari pejabat yang dikirim itu relatif cepat,” kata Airlangga dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (19/4/2025).
Menko Airlangga melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal. Kedua belah pihak mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang diharapkan situasi perdagangan bersifat adil dan berimbang.
Indonesia telah menyampaikan sejumlah tawaran kepada Amerika Serikat antara lain dengan meningkatkan pembelian energi, produk Pertanian, dan Engineering, Procurement, Construction (EPC), memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan Amerika Serikat dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerja sama critical mineral, memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk Amerika Serikat, dan mendorong investasi strategis dengan skema business to business.
Indonesia juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services, penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di Amerika Serikat seperti Garmen, Alas Kaki, Tekstil, Furnitur, dan Udang, serta juga menyampaikan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.
Perluas Pasar
… Selengkapnya
Airlangga Hartarto juga mengatakan, Indonesia saat ini juga tengah berusaha memperluas pasar ekspor ke wilayah Eropa dan Australia. Indonesia perlu menggandeng negara lain sebagai mitra untuk meminimalisir dampak dari kebijakan Trump.
Ia menekankan perluasan pasar ekspor baru ini akan dilakukan secepatnya. “Ekspor kita itu 10 persen ke Amerika, sehingga tentu kita bicara dengan mitra lain,” kata dia.
Untuk pasar Australia, pemerintah telah berdiskusi langsung dengan Menteri Perdagangan Australia dan negara tersebut setuju untuk kerja sama lebih jauh.
“Kemarin kita dengan Eurasia juga kita punya target sampai dengan bulan Juni. Dan, kemarin dalam pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia. Mereka juga menyanggupi untuk menyerap produk Indonesia lebih besar,” ujar Airlangga.
Sedangkan untuk Eropa, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu menjelaskan bahwa pemerintah akan menyelesaikan negosiasi EU-CEPA. Ini menjadi langkah yang penting untuk membuka lebih banyak peluang.
Di samping itu, kawasan ASEAN dan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) menjadi mitra penting dalam memperdalam dan memperluas kerjasama perdagangan, yang dapat mendiversifikasi rantai pasok dan memperkuat ekonomi Indonesia.
“Tentunya yang tadi upaya pasar, diversifikasi pasar Pak Menko sudah menyebut Eropa itu sangat penting dan untuk kita menyelesaikan negosiasi EU-CEPA secepat mungkin,” ujar Mari.
Indonesia dan AS Sepakat Rampungkan Perundingan Tarif Impor dalam 60 Hari
… Selengkapnya
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk menyelesaikan perundingan kerja sama terkait tarif impor dalam waktu 60 hari.
Kesepakatan ini mencakup kerangka atau framework yang telah disetujui oleh kedua negara, mencakup format perjanjian serta ruang lingkup kerja sama.
“Menarik bahwa Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka ataupun framework acuannya,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia – AS, secara virtual, Jumat (18/4/2025).
Kerja sama ini meliputi kemitraan di bidang perdagangan dan investasi, kemitraan terkait mineral penting (critical minerals), serta penguatan koridor rantai pasok yang memiliki tingkat ketahanan (resilience) tinggi.
Kata Menko Airlangga, proses perundingan selanjutnya akan dilanjutkan dalam beberapa putaran, baik satu, dua, maupun tiga kali pertemuan, dengan harapan dalam jangka waktu dua bulan ke depan, kesepakatan tersebut dapat dituangkan dalam format perjanjian resmi yang disetujui kedua pihak.
“Nah hasil-hasil pertemuan tersebut akan dilanjuti dengan berbagai pertemuan bisa satu, dua, atau tiga putaran dan kami berharap dalam 60 hari kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” jelasnya.
… Selengkapnya